Sunday, September 25, 2005

Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh?

Ada Pangeran. Ada Putri. Dan ada Bintang Jatuh.
Pangeran bungsu dari kerajaan langit; bukan sang Putri.
Putri sulung dari galaksi tak bernama; bukan sang Ksatria.
Bintang Jatuh yang telah lewati banyak hal tak pasti; pun ini.

Hmm ... ini cerita yang berbeda.
Tidak. Tidak akan seperti Supernova.

Tokoh utamanya bukan si Pangeran, ia terlalu rapuh.
Bukan pula si Putri, ia terlalu gaduh.
Biar sajalah ini tentang si Bintang Jatuh.

Bintang Jatuh yang akan kubuat terus melesat.
Tak apa sempat tertatih, oleng, atau tersendat.
Tapi teruslah melesat,
tak usah mendarat,
tak usah menjerat,
tak usah jadi keparat.

Mungkin sisamu hanya kumpulan debu.
Namun, takkan teringkari, senantiasa indah dan syahdu.
Apalagi jika kita ingat banyaknya harapan, meski semu,
yang kau tinggalkan bagi para bodoh itu.

Tak apa kau sendiri, itu membuatmu mengerti.
Tak apa kau terluka, kelak akan terbiasa.

Melesatlah kembali.
Bersinar, berpijar, lewati ordinat tak terprediksi.
Semesta takkan sama tanpamu.
Tanpa perlu mereka mengaku.
Tanpa perlu kau tau.

Aku disini. Akan terus disini. Mengawasi.